
Pembalap Aprilia Racing, Jorge Martin (c) Aprilia Racing
Bola.net – Masa silly season alias ‘bursa transfer’ MotoGP tak pelak lagi heboh gara-gara Jorge Martin yang ingin hengkang dari Aprilia Racing meski baru satu kali balapan di atas RS-GP. Padahal, Martin menandatangani kontrak dua musim, yang masa validnya baru berakhir pada akhir 2026.
Sejak awal Mei, Martin diketahui ingin memakai klausul kontraknya, yang bisa melepasnya dari tahun kedua jika Aprilia gagal membantunya jadi kandidat juara sampai Seri Prancis. Padahal, ia tak jadi kandidat juara karena tiga kali kecelakaan hebat dan cedera parah sehingga harus absen lama.
Pada Jumat (27/6/2025), manajer pribadinya, Albert Valera, menyatakan Martin telah ‘bebas’ memilih tim pada 2026. Namun, pada Minggu (29/6/2025), Massimo Rivola selaku CEO Aprilia Racing menegaskan kontrak Martin masih valid. Ia bahkan mengaku akan memastikan Martin takkan jadi ‘free agent’ dan tak keberatan jika kasus ini dilanjutkan ke pengadilan.
Perpisahan lebih awal antara pembalap dan timnya memang kerap terjadi di MotoGP. Namun, Dorna Sports selaku pemegang hak komersial MotoGP menyatakan bahwa belum ada perpisahan yang sampai harus melibatkan pengadilan. Tak semua perpisahan terjadi secara baik-baik, tetapi belum ada yang sampai saling tuntut.
Nah, alasan apa saja yang mendasari perpisahan-perpisahan tersebut? Berikut daftar pembalap MotoGP yang putus kontrak dengan timnya lebih awal, beserta alasan-alasannya. Simak yuk, Bolaneters!
Hengkang Karena Sulit Kompetitif
Marc Marquez saat masih membela Repsol Honda pada 2023 (c) AP Photo/Shuji Kajiyama
Marco Melandri: Ducati Team (2008) dan Aprilia Racing Team Gresini (2015)
Marco Melandri sempat membela Ducati Team pada 2008 sebagai pengganti Loris Capirossi. Namun, ia sulit kompetitif dan memutuskan hengkang pada akhir musim. Ia juga melakukan hal serupa ketika membela Aprilia Racing Team Gresini pada akhir 2015 dengan alasan yang sama.
Sam Lowes: Aprilia Racing Team Gresini (2017)
Alih-alih memilih hengkang, Sam Lowes justru didepak oleh Aprilia karena sulit tampil kompetitif. Pada musim berikutnya, ia digantikan oleh Scott Redding dan kembali ke kelas Moto2.
Johann Zarco: Red Bull KTM Factory Racing (2019)
Johann Zarco mendapatkan kesempatan membela tim pabrikan KTM pada 2019 usai dua musim yang apik dengan Monster Yamaha Tech 3. Namun, ia sulit kompetitif dan meminta KTM melepasnya pada akhir musim. KTM pun melepasnya ketika musim 2019 masih menyisakan lima seri.
Marc Marquez: Repsol Honda (2023)
Marc Marquez tak pelak lagi merupakan salah satu rider Repsol Honda tersukses. Ia meraih enam gelar dunia dengan tim ini. Namun, performa Honda yang terus menurun membuatnya hengkang pada akhir 2023, dan ia memilih pindah ke Gresini Racing pada 2024.
Hengkang Karena Cedera
Jorge Lorenzo saat masih membela Repsol Honda pada 2019 (c) HRC
Jonas Folger: Monster Yamaha Tech 3 (2017)
Jonas Folger mendapatkan kepercayaan dari Monster Yamaha Tech 3 untuk balapan di MotoGP pada 2017. Ia sempat naik podium di MotoGP Jerman. Namun, sebelum musim berakhir, Folger absen panjang akibat didiagnosa mengalami Sindrom Gilbert. Folger kemudian memutuskan hengkang dari Tech 3 dan MotoGP.
Jorge Lorenzo: Repsol Honda (2019)
Jorge Lorenzo memilih pindah ke Repsol Honda pada 2019 usai merasa tak diperlakukan dengan baik di Ducati Team. Namun, ia mengalami kecelakaan di Assen, Belanda, yang membuatnya mengalami cedera punggung. Cedera ini tak kunjung pulih, dan membuat Lorenzo memilih pensiun pada akhir musim.
Pol Espargaro: Red Bull GASGAS Tech 3 (2023)
Setelah membela Repsol Honda, Pol Espargaro pindah ke Red Bull GASGAS Tech 3 pada 2023. Namun, ia mengalami kecelakaan hebat di FP2 MotoGP Portugal di Sirkuit Portimao. Insiden ini membuatnya mengalami berbagai patah tulang sehingga absen panjang. Cedera ini membuatnya memutuskan pensiun, dan kini menjabat sebagai test rider KTM.
Hengkang Karena Digantikan Pembalap Lain
Test rider Yamaha MotoGP, Cal Crutchlow (c) X/YamahaMotoGP
Cal Crutchlow: Ducati Team (2014)
Usai membela Monster Yamaha Tech 3, Cal Crutchlow mendapatkan kesempatan membela Ducati Team pada 2014. Namun, ia memutuskan hengkang pada akhir musim karena mendapati Ducati ingin menggaet Andrea Iannone untuk ditandemkan dengan Andrea Dovizioso pada 2015.
Karel Abraham: Avintia Esponsorama Ducati (2019)
Karel Abraham diketahui sebagai salah satu pembalap Avintia Esponsorama pada 2019. Namun, ia didepak pada akhir musim karena Ducati ingin menggaet Johann Zarco. Zarco pun ditandemkan dengan Tito Rabat pada 2020.
Hengkang Karena Pilih Pensiun
Dua kali juara WorldSBK sekaligus eks pembalap MotoGP, Colin Edwards (c) Yamaha Motor Racing
Colin Edwards: Forward Yamaha (2014)
Colin Edwards sejatinya masih terikat kontrak dengan Forward Yamaha untuk musim 2015. Namun, legenda WorldSBK ini akhirnya memilih pensiun pada akhir 2014, dan Forward mengizinkannya.
Hengkang Karena Skandal
Maverick Vinales saat masih membela Monster Energy Yamaha pada 2021 (c) Yamaha
Andrea Iannone: Aprilia Racing (2020)
Andrea Iannone tadinya menjadi harapan Aprilia Racing untuk tampil di papan atas ketika digaet pada 2019. Namun, ia tersandung kasus doping yang membuatnya dihukum larangan balap selama empat tahun, sehingga Aprilia terpaksa mendepaknya.
Maverick Vinales: Monster Energy Yamaha (2021)
Monster Energy Yamaha memutuskan mendepak Maverick Vinales akibat skandal di MotoGP Styria 2021. Dalam balapan tersebut, Vinales diduga sengaja menggeber motornya pada limiter di trek lurus ketimbang beralih ke gigi enam pada lap-lap terakhir. Tindakannya ini dinilai membahayakan dirinya sendiri dan pembalap lain. Yamaha kemudian menjatuhkan skorsing padanya di MotoGP Austria, sebelum mendepaknya ketika masih tersisa tujuh seri.
Hengkang Karena Dapat Tawaran dari Tim Pabrikan
Pembalap Honda HRC Castrol, Luca Marini (c) Honda Racing Corporation
Luca Marini: VR46 Racing Team (2023)
Luca Marini sejatinya masih terikat dengan tim milik kakaknya, Valentino Rossi, yakni VR46 Racing Team, untuk musim 2024. Namun, hengkangnya Marc Marquez membuat Repsol Honda menawarinya kontrak. Marini pun menerimanya. Situasi Marini cukup lazim terjadi, mengingat kontrak para pembalap tim satelit biasanya memiliki klausul yang mengizinkan sang pembalap untuk hengkang jika mendapatkan tawaran dari tim pabrikan.