
Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo (c) Yamaha MotoGP
Bola.net – Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, sadar betul bahwa motor YZR-M1 telah mengalami kemajuan besar di MotoGP 2025. Namun, performa Yamaha belum cukup konsisten. Jika konsistensi performa dalam waktu dekat tidak segera tercapai, maka ia akan mempertimbangkan untuk hengkang ke pabrikan yang lebih kompetitif.
Sejak Quartararo menjuarai MotoGP 2021 dan jadi runner up pada 2022, performa M1 terjun bebas. Yamaha belum menang lagi sejak MotoGP Jerman 2022, dan kini memegang rekor paceklik kemenangan terpanjang dalam sejarah. Namun, sejak Max Bartolini jadi Direktur Teknis anyarnya pada 2023, Yamaha mulai menunjukkan tanda kebangkitan, terutama musim ini.
‘El Diablo’ memang belum menang, tetapi sudah sempat naik podium di Jerez, dan sempat memimpin balapan cukup lama di Silverstone sebelum terkena kendala ride height device. Meski kecewa atas hasil di Silverstone, Quartararo senang karena Yamaha mulai terbuka pada cara kerja ‘Eropa’ dan tidak terlalu fokus pada cara kerja ‘Jepang’.
Bertahan di Yamaha Bukan Karena Gaji Selangit
Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo (c) Yamaha MotoGP
Dalam program ‘Pol Position’ yang dipandu Pol Espargaro di DAZN, Quartararo menyatakan kombinasi cara kerja Eropa dan Jepang adalah salah satu alasannya memutuskan memperbarui kontrak dengan Yamaha tahun lalu. Ia pun dikabarkan mendapatkan gaji €12 juta per musim dari pabrikan Garpu Tala, tetapi membantah nilai gaji jadi alasan utamanya bertahan.
“Bagi saya, hal terpenting adalah proyeknya. Saya tak bohong, keputusan saya juga dipengaruhi aspek finansial. Namun, sedikit-sedikit kami kembali ke jalur yang benar. Yang kami butuhkan adalah menjalani banyak lap dengan ritme yang sangat baik. Itulah yang kami kerjakan: menemukan ritme tanpa harus memaksakan diri, dan tetap bisa bersaing dengan Ducati,” ujarnya seperti yang dikutip GPOne, Kamis (29/5/2025).
“Ada banyak hal yang mendorong saya untuk bertahan dengan Yamaha. Ini adalah pabrikan yang selalu saya impikan saat menonton Valentino (Rossi). Ini pabrikan yang memberi saya kesempatan naik ke MotoGP. Apalagi proyek internal yang ada sekarang sangatlah besar. Secara pribadi, saya ingin kembali ke puncak bersama Yamaha,” lanjutnya.
Pikirkan Pindah ke Pabrikan yang Lebih Siap
Kontrak Quartararo dengan Yamaha pun akan habis akhir tahun 2026, tetapi rider asal Prancis tersebut mengaku takkan mau memperpanjang kontraknya untuk musim 2027 jika Yamaha tak segera menunjukkan potensi untuk menang dalam waktu dekat. Ia tak memungkiri ketertarikannya untuk pindah ke pabrikan yang lebih kompetitif.
“Saya sangat percaya kepada proyek ini, tapi saya juga tahu bahwa jika tidak berhasil, maka saya akan pindah ke proyek yang sudah siap. Itu pasti. Waktu saya tidak banyak, saya ingin terlibat dalam proyek di mana motor sudah kompetitif sejak awal. Kalau saya harus pindah ke proyek lain, maka saya akan melakukannya,” pungkasnya.
Sebelum menandatangani kontrak 2025 dan 2026 dengan Yamaha tahun lalu, Quartararo sempat dikabarkan menjalani negosiasi dengan Ducati dan Aprilia.
Sumber: DAZN, GPOne